KLARIFIKASI DARI NURUL HIDAYAT (Mantan Presma IAI AL-KHAIRAT 2016-2018)



Bismillahirrahmanirrahim

Mungkin sebagian mahasiswa IAI AL-KHAIRAT yang membaca tulisan saya ini sulit untuk percaya, tetapi paling tidak tulisan ini bisa menjadi klarifikasi atas tuduhan-tuduhan oknum berkepentingan yang sengaja menebar fitnah supaya mahasiswa membeci saya bersama Pengurus DEMA yang lain dan kemudian setelah itu mereka mencuri perhatian mahasiswa.

Dua tahun yang lalu, saya terlibat sebagai salah satu peserta dalam kontestasi pemilihan Presma di Kampus IAI AL-KHAIRAT. Tetapi itu bukan kemauan saya. Saya tidak haus  jabatan yang bersifat sementara itu.
Waktu itu, teman-teman sangat memohon kepada saya supaya mau maju sebagai salah satu peserta Pemira (Pemilu Raya Mahasiswa) dengan alasan supaya dunia kemahasiswaan menjadi lebih aktif tanpa harus bersebrangan dengan nilai-nilai kepesantrenannya, karena bagaimanapun Kampus Al-Kairat didirikan oleh para pengasuh pondok pesantren yang selain memiliki keinginan untuk berinovasi  juga tetap melestarikan nila-nilai luhur kepesantrenan.

Setelah Pemira waktu itu berlangsung ricuh dan bahkan sempat membuat Pak Wahed meneteskan air mata menyaksikan kericuhan waktu itu, akhirnya Pemira dibatalkan oleh Pimpinan Kampus dan entah apa penyebabnya nama saya ditetapkan sebagai Presma periode 2016-2018.

Dari sejak pertama kali saya memimpin DEMA, apa-apa semuanya berangkat dari nol. Mulai personel-personel yang sebelumnya tidak berpengalaman di ormawa (organisasi mahasiswa) hingga sarana dan diktat dokumen panduan berorganisasi pun tidak ada. Mungkin ini akibat dari kevakuman ormawa sebelum saya menjabat.

Waktu itu tidak ada ormawa yang aktif, termasuk HM-PS, kecuali UKM Teater Kaged yang masih tersisa. Itupun keberadaannya terkatung-katung, tidak diijinkan mengadakan kegiatan di lingkungan Kampus, karena Pimpinan Kampus menganggap UKM ini tidak mencerminkan nilai-nilai kepesantrenan pada waktu itu. Bahkan UKM ini mau dibubarkan. Tetapi saya melihat UKM ini sudah kadung berjalan sistematis dan dikenal oleh kampus luar sehingga tidak sepantasnya dibubarkan begitu saja. 

Dengan semangat terus belajar saya bersama teman-teman pengurus DEMA yang lain mulai membenahi setahap demi setahap. Seperti memperbaiki sekretariat, melakukan pengadaan sarana yang dibutuhkan,  hingga pedoman-pedoman yang sangat dibutuhkan dalam organisasi kemahasiswaan seperti UUD KBM (Undang-undang Dasar Keluarga Besar Mahasiswa), UU Pemilu, dan AD ART DEMA. Begitu juga yang berkenaan dengan media informasi seperi Mading, Web, dan akun-akun media sosial lainnya.
Dalam mengupayakan hal itu saya bersama teman-teman sempat melaksanakan studi komparatif ke tiga kampus di Ponorogo (UNIDA gontor, Universitas Muhammadiyah Ponorogo dan IAIN Ponorogo).

Pembentukan wadah pengembangan skill, bakat, dan minat juga kami lakukan, seperti UKM Wirausaha, UKM Pers (LPM Hijrah), UKM Bela Diri (PSHT), UKM IP (Intelektual & Penelitian) serta DOK (Dewan Otonomi Kampus) dan UKM Teater Tegak di Kampus II Ponjanan.

Kami juga membangun relasi memperjuangkan bagaimana Kampus Al-Khairat dikenal oleh mahasiswa kampus lain, sehingga dilibatkan dalam setiap kegiatan-kegiatan yang diadakan aliansi-aliansi mahasiswa, seperti Aliansi BEM Seluruh Indonesia, BEM Perguruan Tinggi Agama Islam, Halaqah BEM Pesantren, BEM perguruan Tinggi Nahdhatul Ulama, BEM Nusantara, bahkan kami masuk bagian penggagas dalam perumusan pembentukan Aliansi BEM Madura dan BEM Pamekasan. Dan upaya itu sering sekali kami lakukan dengan mengeluarkan biaya sendiri sebagai tambahan  dana dari kampus yang  hampir selalu terbatas.

Di BEM PTAI kami pernah menjadi tuan rumah Muswil (Musyawarah Wilayah) Jawa Timur. Meski tidak dapat bantuan sepeserpun dari Kampus, kami tetap menjalankan kegiatan Muswil dengan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Pamekasan karena kami tidak ingin Kampus Al-Khairat menjadi jelek di mata orang luar.

Di Halaqah BEM Pesantren kami juga dipercaya dan dipaksa menjadi Korwil (Koordinator Wilayah) Jatim setelah kami menolak untuk dijadikan Presnas (Presidium Nasional).

Begitu pula dengan Pemerintah Kabupaten Pamekasan, kami juga membangun kepercayaan, sehingga DEMA Al-Khairat selalu dilibatkan dalam serangkaian agenda penting di Pemda (Pemerintah Daerah).

Lebih dari itu, ada sejumlah rencana yang kami upayakan namun karena tidak adanya respon dan dukungan yang serius dari pihak Kampus maka takdir pun belum berpihak kepada rencana kami padahal komunikasi secara persuasif dan interpersonal sering kami lakukan dengan Warek III Bidang Kemahasiswaan. Bahkan tidak jarang saya bersama salah satu pengurus DEMA pulang di atas jam dua belas malam. Rencana-rencana itu diantaranya adalah Pembangunan Pondok UKM dan HP-PS, Pembentukan BUP (Badan Urusan Perempuan), Pembentukan Menwa (Resimen Mahasiswa), Pemilihan SEMA (Senat Mahasiswa), dan penambahan UKM IT (Information & Technology) dan UKM BAHASA.

Melalui tulisan ini saya hanya bermaksud memberikan klarifikasi dan sama sekali tidak ada maksud untuk membanggakan hasil kepemimpinan saya bersama teman-teman. Karena saya sendiri sebagai manusia biasa menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan-kekurangan dalam kepemimpinan saya. Semoga saja nanti dibenahi dan disempurnakan oleh pemimpin yang menjadi penerus.

Sekali lagi, tulisan ini hanya sebagai klarifikasi, walaupun saya yakin orang-orang yang sudah terdoktrin membeci saya bersama teman-teman pengurus DEMA yang lain akan sangat sulit menerima klarifikasi ini. Iya, salah seoarang kader organisasi ekstra kampus pernah mengadu kepada saya bahwa pada saat mengikuti proses pengkaderan mereka didoktrin supaya membenci organisasi DEMA dengan fitnah-fitnah yang digaungkan. Dan yang namanya mahasiswa baru sangat mudah sekali terbawa dengan hasutan-hasutan mereka. Itu terbukti dengan sikap mahasiswa baru yang semula sangat terinspirasi dan mudah berkonsultasi dengan saya, beberapa hari kemudian menjadi sinis kepada saya. Astaghfirullah.

Klarifikasi ini tidak mengada-ada. Fakta, data, dan saksi-saksi masih ada. Oleh karenanya, saya sarankan kepada seluruh tretan mahasiswa Kampus Al-Khairat yang hobi menebar fitnah supaya insaf dari perilaku yang yang lebih kejam dari pembunuhan itu.
Silakan langsung temui saya. Saya tinggal di Pondok Bata-Bata, atau mau mengajak ketemuan di luar juga boleh. In sya Allah saya selalu siap. Ini e-mail saya: dayatlabini@gmail.com kalau membutuhkan nomor, nanti kita bicarakan via email.

Terimakasih

_Wassalamualaikum_

Bata-Bata, 23-01-2019

*NURUL HIDAYAT

0 Response to "KLARIFIKASI DARI NURUL HIDAYAT (Mantan Presma IAI AL-KHAIRAT 2016-2018)"

Post a Comment